kamus

Selasa, 27 Mei 2014

Mengenal Lebih Dalam Suku Dayak Mamak Yang Berada di Kalimantan Tengah

Siapa yang tidak tahu Kalimantan Tengah?
Pasti semua menjawab "Tahu" biarpun ada yang belum pernah kesana ya :)
Kalimantan Tengah adalah kota yang cukup besar dan memiliki beberapa daerah baik tingkat Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan dan teman-temannya
Selain menarik untuk dikunjugi, kota itu juga memiliki beberapa pilihan temat wisata yang harus kalian coba
Makanan khas yang disediakan juga beragam dan tentunya menggugah selera loh! 
Namun ada satu yang menarik, di Kalimantan memiliki banyak suku dan budaya yang berbeda dan beragam
Wah Keren! Indonesia memang KEREN!
Oleh sebab itu, penulis akan sedikit mengulas tentang salah satu suku yang terletak di Kalimantan Tengah
Pernah kalian dengar tentang Suku Dayak?
Pastilah banyak diantara kalian yang pernah atau bahkan sering mendengar kata suku dayak
Kalau suku dayak mamak?
asing ya sepertinya? iya sama!
Awalnya penulis juga merasa asing dengan suku dayak mamak, karena penasaran makanya penulis mencoba mencari tahu
Tapi apakah kalian tahu dimana suku dayak mamak berada dan bagaimana sebenarnya suku dayak mamak itu, yang konon ceritanya suku tersebut masih ada dan masih melakukan berbagai macam adat, ritual dan tradisi leluhurnya hingga sekarang!
WOW,,,benar-benar mengesankan dan patut untuk diacungi jempol sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan!!!
Untuk mengetahui kebenaran tentang salah satu suku dayak yang berada di Kalimantan Tengah itu, penulis sengaja mencari salah satu narasumber yang memang berasal dari Suku Dayak Mamak, Kalimantan Tengah.
Selain mewawancara si narasumber yang memang cantik dan memiliki senyum manis itu, ternyata dia  juga ramah dan santun, tidak seperti kebanyakan orang mengatakan kalau orang Kalimantan itu sadis.
Eiiiits, jangan melihat buku dari sampulnya dan jangan menyimpulkan orang dari asalnya ya! :)
Yuk, cekidot kita simak lebih dekat salah satu suku dayak asli Kalimantan Tengah ini :)



Kutipan wawancara
Untuk mencari tahu lebih dalam tentang keberadaan salah satu suku dayak yaitu Dayak mamak yang berada di Kalimantan Tengah dan hingga saat ini masih percaya tentang berbagai adat, tradisi dan ritual leluhurnya, penulis sengaja terjun ke lapangan melakukan wawancara tentang berbagai ritual baik keagamaan maupun budaya dengan seorang narasumber yang berasal dari Kalimantan tengah. Alasan penulis memilih narasumber tersebut karena sang narasumber berbeda budaya serta adat kebiasaan dengan sang penulis. Wawancara ini berlangsung di sebuah lantai 6 Lantai 6, yang berada di kota dimana penulis tinggal saat ini. Penulis sengaja memilih tempat tersebut karena cukup sepi sehingga kecil kemungkinan terjadi gangguan komunikasi saat wawancara berlangsung. Di sebuah ruangan panjang dengan cahaya lilin yang berada di atas meja serta iringan suara musik yang tidak begitu keras, membuat suasana malam itu semakin nyaman dan santai. Berikut hasil wawancara antara penulis (komunikator) dengan narasumber (Komunikan).

Komunikator                : "Sejak kapan kamu merantau ke kota ini dan sudah berapa lama ?"

Komunikan                : "Merantau sudah sejak lulus SMA tahun 2011 saat akan melanjutkan kuliah disini, mungkin sekitar 3 tahun lamanya"

Komunikator             : "Mengapa kota ini yang menjadi pilihanmu? Keinginan sendiri atau ada faktor lain?"

Komunikan                : "Itu keinginan sendiri memilih kota ini buat menuntut ilmu, karena kotanya tenang dan orangnya ramah-ramah apalagi disini terkenal dengan sopan santunnya"

Komunikator             : "Kamu ini kan asli suku dayak, boleh donk cerita tentang asal daerah, bagaimana sebenarnya suku dayak berinteraksi, terus ritual apa aja yang  dari dulu sampai sekarag masih dipercaya dan diyakini oleh masyarakat sebagai simbol dan lambang pemujaan"

(Dengan mata yang penuh semangat, secara perlahan namun pasti narasumber menjelaskan satu-persatu suku dayak mamak)
Komunikan                : "Jadi gini, aku memang berasal dari suku dayak mamak kalo orang sana nyebutnya yang berasal dari daerah Kalimantan Tengah. Disana banyak sekali suku dayak, setahuku ada Dayak Ngaju, Dayak Kapuas, Dayak Banjar, Dayak Kabahan dan masih banyak lagi. Memang disana setiap daerah dan setiap kampungnya pasti memiliki suku, sudah tentu baik bahasa yang kami gunakan juga berbeda. Namun untuk adat dan kebiasaan ya hampir sama lah, mungkin penyebutannya dan ada sedikit tambahan-tambahan saat ritual aja yang bikin beda tapi tetep satu suku dayak".

"Di suku kami, orang-orang masih tinggal di rumah beteng yaitu rumah khas kalimantan yang bentuknya tinggi seperti panggung, atapnya disebut sirap dan terbuat dari kayu bulin. Dibawah rumah biasanya digunakan untuk ternak babi, ayam, kambing atau sejenisnya".

"Dulu, orang-orang kami masih pake baju adat yang terbuat dari kulit kayu. Kalo baju adat cewek namanya Ta a, kalo baju adat cowok namanya Sapay atau Sapak. Di atas kepala kami biasanya diikat dengan tali hitam yang diberi bulu burung dan kami biasanya memakai kalung berwarna hitam dan ada kotak kecil sebagai bandulnya, kotak bandul tersebut biasanya diisi sedikit tali pusar si bayi yang sudah kering, menurut keercayaan kalung itu berarti jimat yang bertujuan sebagai penangkal roh jahat yaang akan masuk ke dalam diri kita".

"Orang kami dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari biasanya melakukan perburuan dan berkebun, kalau berburu kami memakai senjata yang biasa disebut tombak atau serompang, ponggi dan mandau. Tombak atau serompang itu senjata yang ujungnya runcing dan bermata tiga dengan pegangan tangkai bambu, beda dengan ponggi yang bentuknya hampir sama tapi matanya cuma satu. Sedangkan mandau itu kayak pedang yang ditengahnya ada ukiran khas suku dayak mamak".

Komunikator             "Ada gak perbedaan yang sigifikan antara budaya dayak satu dengan lainnya?"

Komunikan                : "Kayak yang aku ceritain tadi, setiap daerah berbeda pasti sukunya juga beda. Tapi kalo bahasa dayak yang lebih kental dayaknya itu ya suku kami dayak mamak, sayangnya tidak semua orang mengetahui suku kami karena memang sebagian besar dari kami masih berada di pedalaman, beda sama suku dayak lain yang sudah berpidah ke kota dan kebudayaan yang mereka pegang juga hampir luntur. Contohnya dalam berbahasa, “aku hondak menyoga” yang artinya aku mau sarapan, itu kalau dalam dayak mamak. Tapi kalo dayak banjar mereka bilang “ulun handak menyarap”, karena mereka lebih cenderung ke melayu. Dilihat dari konsonan katanya saja udah beda biarpun artinya sama, itulah unikanya suku dayak".

Komunikator             : "Itu kalo dari bahasa, kalo buat ritual-ritual tersendiri ada ga? dan apa orang-orang masih percaya sampai sekarang?"

(sebelum melanjutkan pembicaraan, narasumber meminta ijin untuk minum karena dia merasa sedikit kehausan, setelah meminum teh peperint panas yang sudah di pesan tadi, dia melanjutka ceritanya kepada penulis)

Komunikan                : "Begini, kepercayaan itu jelas masih ada dan masih dipercaya karena itu sifatnya wajib bagi kami. Setahuku nih, orang-orang suku kami terkenal ama mistiknya. Dari kecil kami sudah dikenalkan dengan budaya kepercayaan dan sampai sekarang masih berjalan. Kalo anak sudah berumur 1 tahun dan bisa merangkak, mereka akan dikenalkan dengan sungai atau yang biasa disebut dengan tradisi tepung tawar. Tradisi itu dipercaya oleh masyarakat sekitar supaya anak tersebut dijaga dan dilindungi oleh  sang pemilik air, makanya tradisi itu biasanya dilakukan di atas air bukan yang lain. Dalam melakukan ritual itu sebelumnya disiapkan beras yang sudah ditumbuk, dikasih kunyit yang dicampur air dan daun pandan, terus diikat, larutan tadi disapukan ke badan sebanyak 3x sambil dibacain mantra-mantra".

Komunikator             : "Kalo pas ngelakuin tradisi tersebut ada hari atau bulan khusus gak supaya tidak terjadi pantang"
 
Komunikan                : "Gak ada sih, pokoknya setiap saat bisa yang penting si anak sudah berumur 1 tahun dan bisa merangkak. Biasanya juga yang ikut ritual gak banyak, paling cuma anggota keluarga dan orang-orang terdekatnya, yang peting dimaksudkan sebagai perkenalan kepada dewa sungai".

Komunikator             : "Selin itu ada tradisi apa lagi?"

Komunikan                : "Masih banyak, selain tradisi tepung tawar ada begondang, perbaikan kampung, menugal, tampung tawarin, dan besorah, setauku sih itu".

Komunikator             : "Bisa dijelasin lagi satu-satu?"

Komunikan                : "Iya bisa, kalo begondang itu banyak macamnya. Misal begondang untuk orang sakit, atau begodang untuk orang yang punya hajat. Begondang sendiri memiliki arti bermain gendang sambil bernada atau bermantera yang biasa disebut jampi-jampi. Kalo untuk orang sakit saat riual begondang berlangsung, yang sakit ditaruh ditengah sambil memainkan lagu daerah dengan gendang dan orang-orang baca jampi-jampi (mantra). Gak lupa di atas plafon rumahnya ditaruh ancak gunanya biar roh jahat yang masuk kedalam tubuh si pasien bisa keluar dan menjadi  roh baik. Ancak itu sendiri kalo dijawa bilang kayak sesajen yang terbuat dari tepung yang ditaburin beras kuning terus dikasih telur".

"Beda lagi kalo begondang di pernikahan, bisanya begondang dimainkan bisa pas acara resepsi atau setelah resepsi atara 1 sampai 2 hari.  Kalo abis acara begodang pernikahan, biasanya penduduk kami ada tradisi minum tuak bersama dan berpesta semalam suntuk".

"Selain itu ada perbaikan kampung yang juga diisi acara begondang, tapi mereka lebih fokus ke persembahan kepada sang pemilik kampung atau dewa kampung. Bedanya kalo begondang di perbaikan kampung itu nanti ada cewek sama cowok yang nari ditengah-tengah sambil berpantun, dan tarian itu disebut tari manasai. Ada dua pasang laki-laki dan perempuan, biasanya mereka disebut beigal. Terus beigal tadi masih dikelilingi oleh orang-orang yang disebut benasai. Beigal tadi ibarat penduduk dan benasai ibarat roh-roh baik yang mengelilingi supaya mereka hidup aman dan terhindar dari bahaya luar yang megancam. Di ritual perbaikan kampung juga memakai ancak sebagai sesajen, bedanya ancak disini dibentuk menyerupai badan orang-orangan kecil dan ditaruh diatas anyaman bambu yang dilapisi daun pisang. Setelah itu penduduk menuju hutan, disana mereka berdoa serta mengucap syukur agar kampungnya dijaga dari gangguan roh jahat dan menjagain kampung supaya tetap damai. Saat ritual berlangsung, biasanya dipimpin sama anggot sebagai kepala suku ya kalo dijawa biasanya disebut embah. Saat ritual, juga ada beberapa pantangan yang harus dihindari dan tidak boleh dilakukan oleh warga yaitu, menciprat-cipratkan air atau kayak nyambuk air, gak boleh gali tanah, gak boleh nebang pohon. Setelah ritual selesai, mereka kembali ke kampung dan diteruskan dengan tradisi sembelih babi, makan juhu singkah atau umbut rotan dan minum tuak bersama".

"Ada lagi tradisi menugal yaitu menanam padi yang dilakukan orang-orang satu kampung secara bergilir antara tiap orang yang punya ladang, biasanya penduduk menyebut ladang tanaman padi itu huma. Yang gak boleh ketinggalan saat acara manugal itu harus ada makanan khas yang akan dimakan secara bersama setelah acara selesai, makanan itu namanya lomang yang terbuat dari beras ketan yang dimasak didalam bambu terus dibakar, gak lupa juga minum tuak".

"Terus ada tampung tawarin, yaitu tradisi yang dilakukan setiap ada penduduk yang memiliki barang berharga baru seperti rumah, mobil, motor. Sebelum ritual biasanya kami membuat larutan dari beras yang ditumbuk halus terus dikasih sedikit air, terus dikasih pandan dan diciprat-cipratkan ke barang yang baru sama anggota keluarga yang punya barang tersebut sambil dibacain jampi-jampi atau mantra. Yang terakir setahuku ada tradisi besorah yaitu orang lain yang gak dikenal gak boleh masuk ke rumah selama 3 hari, kalo itu dilanggar biasanya dapet hukuman adat".

(namun ada yang janggal, penulis merasa saat narasumber menjelaskan, terjadi beberapa tingkah aneh yang tanpa sengaja ditunjukkan oleh si narasumber dan saat penulis bertanya ternyata dia merasa sedikit ketakutan jika membayangkan  prosesi-prosesi tersebut! jelas penulis langsung merasa merinding dan entah mengapa suasana menjadi sedikit horor tetapi tetap wawancara harus berlangsung)
 
Komunikator             : "Selain di ritual tertentu, ada gak tradisi yang unik dari suku dayak mamak?"

Komunikan                : "Ada, tradisinya tuh pake anting. Orang dianggap ganteng atau cantik kalau telinga mereka itu panjang apalagi sampai ke tanah, biasanya nih setiap tahun anting yang mereka pakai itu selalu ditambah jumlahnya jadi akan semakin berat dan banyak, tapi tidak sembarang anting yang mereka pakai, harus anting emas. Selain itu kalo ada orang asing bertamu, maka akan ada tradisi suguhan makan sirih dan buah pinang, dan tamu itu gak boleh nolak biarpun enggak doyan", tukasnya sambil tertawa geli seraya mengingat kejadian tersebut.

Komunikator             : "Terus ni apa gak ada pantangan-pantangan yang gak boleh dilanggar diluar dari ritual atau tradisi penduduk setempat?"

Komunikan                : "Ada, di kepercayan suku kami itu dilarang keras makan rebung, soalnya rebung itu suatu ancaman bagi kami. Penduduk kami yakin barang siapa yang makan rebung pastinya dia akan muntah darah dan akhirnya meninggal".

"Ada lagi, kalo ada ibu hamil sang suami juga gak boleh berburu binatang, soalnya dipercaya nanti saat melahirkan si anak bisa dikutuk kayak binatang".

"Terus kalo ada orang melakukan hal aneh nih kayak mencuci baju pas pagi-pagi buta, atau misal ada orang meninggal dan dia gaikud pas acara penguburannya, biasanya mereka langsung jatuh sakit pas siangnya kayak demam tinggi. Penduduk yakin kalo dia itu kena yang namanya kepidaraan. Artinya orang tersebut mendapat teguran dari arwah yang sudah meninggal".

Komunikator             : "Taunya kalo orang itu kena kepidaraan gimana? siapa tahu emang lagi demam karena kecapean mungkin".

Komunikan                : "Wah jelas beda, kalo kepidaraan itu bisa dicek dan diketahui sama orang pintar, nanti rambut si pasien itu diambil sedikit terus digelung, habis itu dijambak sambil dibacain mantra, kalo pas dijambuk itu rambut ada bunyinya berarti memang orang itu kena kepidaraan dan yang bisa nyembuhin juga orang pintarnya", pungkas ceritanya.

            Tak terasa perbincangan kami yang ngalor ngidulpun harus berakhir, penulis sengaja menggunakan bahasa yang santai dan lugas supaya mudah dimengerti dan dipahami, sehingga membuat suasana juga tidak terasa tegang dan membosankan. Waktupun sudah hampir pagi maka penulis segera menyudahi wawancara tersebut.

"Setelah melakukan wawancara tersebut, tak lupa penulis menganalisis akan budaya yang dimiliki bangsa ini. jangan sampai perbedaan budaya menjadikan batas untuk berinteraksi kepada sesama, JANGAN! karena pastinya kitalah yang akan merugi.

Pada kehidupan masyarakat yang  majemuk, diperlukan toleransi dan intergrasi sosial sebagai usaha untuk menjalin hubungan yang serasi dengan berbagai orang yang berasal dari lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Untuk menjalin hubungan tersebut, manusia memerlukan komunikasi antara satu dengan lainnya baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal. 

Dalam kehidupan sehari-hari tak peduli dimana berada, anda selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang tertentu yang berasal dari kelompok , ras, etnik, atau budaya lain. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda kebudayaan, merupakan pengalaman baru yang selalu dihadapi. Kita dapat berkata merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat populer dan pasti di jalankan dalam pergaulan manusia.

Esensi komunikasi terletak pada proses, yakni suatu aktivitas yang melayani hubungan antara pengirim dan penerima pesan melampaui ruang dan waktu. Itulah sebabnya mengapa semua orang pertama-tama tertarik mempelajari komunikasi manusia (human communication), sebuah proses komunikasi yang melibatkan manusia pada kemarin, kini dan mungkin di massa yang akan datang (Liliweri, 2002).

Menurut Jane yang memberikan definisi khusus atas komunikasi setelah membandingkan tiga komponen yang harus ada dalam sebuah peristiwa komunikasi, jika salah satu komponen itu kurang maka tidak akan terjadi proses komunikasi. Komunikasi merupakan transmisi informasi, transmisi pengertian dan transmisi yang memakai simbol yang sama (Jane Paley, 1999).

Manusia adalah mahluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai mahluk biologis dan mahluk sosial. Sebagai mahluk biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Sebagai mahluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya. Ada perbedaan mendasar tentang asal mula manusia. Kelompok evolusionis pengikut Darwin menyatakan bahwa manusia berasal dari kera yang berevolusi selama ratusan ribu tahun. Sedangkan kelompok lain menyanggah teori evolusi, mereka menyatakan bahwa asal mula manusia melalui teori penciptaan, yang menegaskan bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang memiliki kemampuan berpikir dan bekerjasama dalam lingkungan sosial budaya.

Lingkungan sosial budaya yaitu lingkungan atarmanusia yang meliputi pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut termasuk di didalamnya, dan oleh tingkat rasa intergrasi mereka yang berada di dalamnya. Oleh karena itu lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antar budaya, teknologi dan organisasi sosial, pranata sosial, stratifikasi sosial, termasuk didalamnya norma sosial yang disepakati. Secara kodrati, manusia hidup sebagai mahluk individu sekaligus sosial budaya. Artinya, sejak dilahirkan manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan pertolongan orang lain di lingkungannya. Dengan demikian lingkungan sosial budaya sudah ada sejak manusia atau mahluk Homo Sapien ini diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya. Manusia seebagai mahluk sosial tidak dapat hidup secara individu, selalu berkeinginan untuk tinggal bersama bersama individu lainnya. Keinginan hidup bersama ini terutama berhubungan dalam beraktivitas pada lingkungannya. Selain itu maanusia memiliki kedudukan khusus terhadap lingkungannya dibanding dengan mahluk hidup lain, yaitu sebagai khalifah atau pengelola diatas bumi.

Manusia dalam  hidup berkelompok ada yang membentuk masyarakat dan tidak setiap keolmpok disebut masyarakat, karena masyarakat memiliki syarat- syarat tertentu sebagai ikatan kelompok. Masyarakat dapat diartikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dinamika masyarakat memberikan kesempatan kebudayaan untuk berkembang, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan sebagai wadah pendukungnya.

Kebudayan itu sendiri mencakup ruang lingkup yang luas, yang wujudnya dapat berupa kebudayaan hasil rasa atau sistem budaya (norma, adat istiadat), hasil cipta (fisik) dan konsep tingkah laku (sistem sosial).

Begitu banyak unsur budaya yang ada di dunia ini, namun ada unsur kebudayaan yang bersifat universal, yaitu : sistem pengetahuan, organisasi sosial, sitem peralta hidup dan teknologi, sistem mata pencaarian hidup, sistem religi dan kesenian. Ketujuh sistem budaya ini terintergrasi sebagai satu-kesatuan yang utuh dalam suatu masyarakat sebagai ciri dari suatu budaya melalui proses penyesuaian, sehingga memungkinkan unsur tersebut berfungsi secara seimbang.

Menurut Mulyana “secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, sikap, makna, hierarki, agama waktu, peranan, hubungan, ruang, konsep alam semesta, objek mataeri dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok” (Mulyana, 2005 :18).

Kebudayaan dapat dilihat secara material maupun non material (Hedbing dan Glick, 1992).
Sedangkan menurut Tylor pada karyanya yang berjudul Primitive Culture menjelaskan bahwa “kebudayaan adalah kompleks dari keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat”.

Untuk menjelaskan kesamaan komunikator  maka ada baiknya kita mengingat kembali istilah hemofili dan heterofili. Homofili mengacu pada kesamaan antar individu yang berinteraksi. Kesamaan itu merefleksikan kesamaan area atau wilayah sikap atau nilai, tampilan status sosial, kepribadian dan keragaman aspek demografis. Sedangkan heterofili adalah kebalikan heterofili dan mengacu pada derajat penampilan ketidaksamaan antara dua orang yang berkomunikasi. Dengan demikian perbedaan kebudayaan membuat kita belajar dari orang lain dan kita berusaha berinteraksi secara pribadi dan senantiasa berusaha meningkatkan kreativitas dan kemampuan berkomunikasi merupakan jalan yang paling cepat untuk keluar dari masalah tersebut.

Dari hasil wawancara di atas, penulis dapat menganalisis tentang persamaan atau perbedaan  budaya di negara kita. Persamaanya ialah di setiap ras, suku, dan adat istiadat suatu kebudayaan pastilah memiliki dan menganut kepercayaan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat setempat. Hal tersebut diyakini sebagia mitos bahkan kepercayaan yang harus di jalankan dan harus dilestarikan hingga kini. Jika hal tersebut tidak dijalankan atau bahkan dilanggar, sudah tentu akan mendapat balasan. Bisa berupa hukuman adat yang dapat terlaksana secara nyata atau bahka adanya karma (kutukan) yang notabene tidak dapat terdeteksi dengan akal sehat namun diyakini.

Dalam kehidupan, suatu kebudayaan pastilah terjadi pembentukan konformitas kelompok yang diyakini dan akan dipatuhi oleh kelompok tersebut walaupun tidak tertulis secara nyata. Mereka meyakini bahwa konfomitas tersebut sebagai suatu paradigma yang nyata untuk dilaksanakan dan wajib hukumnya.

Beberapa alasan menerangkan tentang perlunya komunikasi antar budaya, antara lain:
Membuka diri memperluas pergaulan, meningkatkan kesadaran diri, etika/etis, mendorong perdamaiandan meredam konflik, demografis, ekonomi, menghadapi teknologi komunikasi dan menghadapi era globalisasi (Liliweri, 2003).

Saat wawancara berlangsung, komunikator tidak merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan narasumber karena kami berasal dari negara yang sama dan menggunkan bahasa Indonesia sebagai alat bantu komunikasi, yang membedakan hanyalah suku dan adat istiadat saja.

Menurut penulis, suku dayak masih sangat menjunjung teguh nilai leluhur serta budayanya. karena seperti yang sudah djelaskan oleh narasumber tadi, semua adat dan kepercayan harus dijunjung dan diyakini serta dijalankan hingga kini. jika tidak, nantinya akan mendapatkan halangan atau rintangan baik dari suku itu sendiri atau bahkan dari dunia yang tak nyata tapi diyakini keberadaanya.

Pembicaraan tentang komunikasi antarbudaya tak dapat dielakkan  dari pengertian kebudayaan (budaya). Komunikasi dan kebudayaan tidak  sekedar dua kata tetapi dua konsep yang tidak dapat dipisahka. 

Harus dicatat di studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap komunikasi (William B. Hart, 1996).

Pengertian komunikasi antar budaya tersebut membenarkan sebuah hipotesis tentang proses komunikasi antar budaya, bahwa semakin besar perbedaan derajat antar budaya maka semakin besar pula kita kehilangan peluang untuk merumuskan suatu tingkat ketidakpastian sebuah komunikasi yang efektif, jadi harus ada jaminan terhadap akurasi interprestasi pesan-pesan verbal maupun non verbal.

Dengan demikian manakala suatu  masyarakat berada pada kondisi kebudayaan yang beragam, maka komunikasi antar pribadi dapat menyentuh nuansa-nuansa komunikasi antar budaya. Disini, kebudayaan yang menjadi latar belakang kehidupan akan mempengaruhi perilaku dan komunikasi manusia.

Oleh sebab iu banggalah kita menjadi Warga Negara Indonesia yang meiliki beragam suku, ras, budaya,  adat istiadat, serta kebiasaan yang menuntut untuk saling memahami antara suku, sehingga proses komunikasi yang dijalin dapat mengantarkan pada persatuan, kesatuan, seperti “Bhineka Tunggal Ika”.

 Sedikit yang dapat penulis sampaikan, baik dan buruk suatu budaya tergantung bgaimana subyektfitas manusia itu sendiri
Maav jika dalam penyampaian mengandung banyak kesalahan, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan yang Maha Esa
Dan hasil wawancara di atas adalah real nyatanya
Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya kita sebagai bangsa yang memiliki ragam budaya


Kind Regards,
Penulis :)


:REFERENSI::

- Littlejohn, Stephen W. 2002. Theories of Human Communication. Seventh Edition. Belmont, CA: Wadsworth.
- Liliweri, Alo. 2002. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
- Liliweri, Alo. 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 
- Liliweri, Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.  
- Dedy Mulyana. 2001. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung. Remaja Rosdakarya. 
- Aw Suranto. 2004. Komunikasi Interpersonal. Graha Ilmu 
- Marhaeni Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Graha Ilmu

 

Jangan Tinggalkan Aku Sendiri

Mungkin ini tak kan terjadi
Bila kau tak pernah pergi
Meninggalkan diriku sendiri
Tanpa sebuah kepastian yang pasti

"Dimana, dirimu kasih?
Kemana, dirimu sayang?
Mengapa kau tak mengisi hatiku lagi?
Tak menghiasi hari-hariku lagi?
Disini!"

Mungkin ini tak kan terjadi
Terjadi pada diriku
Kutak sanggup tuk melupakanmu
Mungkin ku tak pernah sanggup

"Kau lupakan diriku, kasih?
Kau  tinggalkan diriku, manis?
Selamanya, kau akan pergi meninggalkan aku?
Meninggalkan aku?
Meninggalkan aku?
Sendiri? Disini?"

Terlalu Cinta

Bila  ku  terlalu cinta
Bila  ku  terlalu  sayang
Aku  pasti, Sakit hati

Bila  ku  terlalu  rindu
Bila  ku  terlalu  mau
Mungkin  aku, kan  mengadu
Karenamu...

Bila  ku  terlalu  melampauimu
Pasti  mudah  terjatuh
Seharusnya  tak  terlalu  tinggi!
Bilaku  terlalu  menyayangimu
ku  takut  kau  menjauh
Sepatutnya!
Sewajarnya  saja!

Pernahku  terlalu  cinta
Dahulu,
Pernah  ku  terlalu  sayang
Cinta  mati!
Sakit  hati!
Karenamu!

::Nunung Cs::

Datang dan Pergi

Dulu kau datang dengan senyuman
Terulas indah dari bibirmu
Kumulai rasakan sesuatu
"Apakah itu yang namanya cinta?"
Perlahan-perlahan namun pasti
Kau dapatkan cintaku ini

Menggapai-menggapai kuingin meggapai
Cinta yang engkau beri
Tak akan dan tak kan kulepas
Semua hal yang terindah

Tak kukira kau menghilang dariku, dari pelukku
Mengapa kau lakukan padaku
Disaat kumulai dapat mencintaimu
Teganya kau lakukan itu

Berlari-berlari kuingin berlari
Tinggalkan luka
Lupakan dan melupakan yang pernah terjadi
Tinggalkan cinta!

Semangat Hari esok

Saat kumulai berdiri dan berlari
Tak kusadari smua yang terjadi kini tlah berlalu
Apa yang kulakukan smua untuk diriku
Apa yang kuingkan kuharap kan terjadi

Saat ku lihat cahaya sang mentari
Biar ku raih apa yang menjadi mimpi slama ini
Semua yang ku impikan telah jadi milikku
Semua yang kudapatkan terangi hidup ini


"Raihlah mimpimu, bebaskan anganmu
Percayalah kau mampu, melakukan yang kau mau
Rintangan pasti kan menghadang
Dalam perjalanan panjang hidup kita"

::Mushroom Summer Dance::

Semua mimpi

Sejenakku terdiam
Dalam pelukan srigala malam
Dan tertidur smakin dalam
Dibuai rasa akan kehancuran
Terlintas dibenakku stitik cahaya, disaat itu
Dan mulai merasukiku, dan trus mengalir di dalam darahku
Cahaya itu, tlah bangkitkan sluruh jiwa dan ragaku

Kukan berdiri dan berlari tuk kejar smua mimpi
Kukan terbang melayang tinggi tuk gapai smua mimpi
Smua mimpi, smua mimpi, smua mimpi
Semua mimpi...

::Contras Melodic::

Kenangan Abadi

"Setahun yang lalu aku mendengarkan lagu itu Aku menangis, aku bersedih"

Kini kumendengar lagi, ba`it perpisahan itu
Bergetar hatiku, aku terkenang
 

Dan, jiwaku melayang ke masa-masa pedih itu
Saat ku harus melepasmu

Dan tersingkap rahasia

"Aku masih menyimpannya disudut hati yang teduh
Semua kenangan yang pernah kita jalani
Dan bila kau tau adanya, , ,

Aku tak membencimu, walaupun aku pernah mencobanya"

Dan aku tak pernah bisa meskipun pemah kucoba
Lupakan semuanya, kenangan itu...
Dan aku kan terus menyimpannya
S`bagai kenangan yang indah
Di ruang hati yang pernah kau hiasi
Ketika itu


Kini semua tlah berlalu, hanya tinggal kenangan
Dan aku akan slalu tersenyum menatapmu, Dalam bahagia....... 

::Green Peanuts::