Sinar surya merangkak naik, seolah bergegas menunjukan keindahan
Udara pagi berhembus, seraya menyapa tubuh ini
Kucium aroma wangi tetesan empun di pagi hari
Kubuka mata, dan kulihat indahnya dunia
Sungguh indah ciptaanMU, sungguh indah kuasaMU
Kuterhanyut dalam lamunan, memikirkan esok masihkah datang
Seraya ku sentuh tangan kecilku, dan kutengadah kedua tanganku
Berharap dan meminta berkah dariMU tuk lewati hari ini
Aku sadar, tubuh ini tak sekuat dulu
Aku sadar, otak ini tak secerdas dulu
Namun ku jarang tersadar sering melupakanmu
Karena nikmatmu yang ku rasa dapat ku ciptakan sendiri
Sungguh ku berdosa, sungguh ku murka
Sesungguhnya aku melupakan siapa penciptaku
Sesungguhnya aku melupakan siapa pemberi rizkiku
Dan sesungguhnya aku lupa bahwa hidup adalah sebuah titipan
Aku malu, aku rapuh
Aku takut, dan aku menyesal
Aku ingin segera memohon ampun kepadamu
dan tanpa tersadar, aku meneteskan air mata
Air mata kesedihan, air mata ketakutanan
Dan air mata penyesalan
Tuhan, Mohon Ampun Aku
Atas segala dosaku
Mohon ampun aku, atas segala lalaiku, atas segala khilafku
Atas segala nafsuku yang tak terbendung, menghadapi dunia
Kini kumulai sadar, dalam kekosongan hidupku
KAU selalu bersamaku
Dalam kemelut batinku, KAU selalu bersamaku
Tuhan, izinkan aku hidup lebih lama
Berilah kesempatan tuk bahagiakan orang tua
Membantu saudara dan menolong sesama
Tak lebih ku meminta, karna ku hanya manusia biasa
Ku berusaha, dan KAU yang mampu mengabulkannya
Tuhan, terimakasih atas kehidupan yang kau berikan kepadaku
Terimakasih atas rizki yang dapat kunikmati hingga detik ini
Walauku sering melupakanmu dalam gelimangan berkah yang kau beri
Namun ENGKAU tetap merengkuh tanganku saatku terjatuh
Saatku hampir melupakanmu karena kemurkaanku menikmati dunia
Terimakasih Tuhan, dan aku ingin hidup seribu tahun lagi
kamus
Minggu, 29 Juni 2014
Jumat, 27 Juni 2014
Aku Punya Cinta Untukmu
Belum sempat ku berteduh, namun hujan telah reda
Belum sempat kusiram, namun bunga telah layu
Belum sempat ku petik, namun buah telah jatuh
Dan belum sempat ku berkata, namun cinta telah pergi
Tanpa ragu ku menyimpan rasa itu
Rasa yang bersemayam tanpa ku tanam
Rasa yang ada tanpa ku pernah meminta
Rasa yang datang tanpa ku ingin mengundang
Dan Rasa yang ada yang disebut cinta
Itulah cinta
Memandang wajahmu dikejauhan
Melihat senyummu di persembunyian
Dan mendengar suaramu di setiap hayalku
Membuat semuanya terasa indah, membuat segalanya begitu indah
Kau masuk dalam tubuhku
Kau masuk tanpa logikaku
Dan sekali lagi kau masuk menuju fatamorganaku
Namun kini kau pergi
Tanpa kata, tanpa cinta
Yang ada hanyalah seberkas luka
Tanpa pernah ada kesempatan
Dan tanpa pernah ku mengatakan
Aku punya cinta untukmu. . . .
Belum sempat kusiram, namun bunga telah layu
Belum sempat ku petik, namun buah telah jatuh
Dan belum sempat ku berkata, namun cinta telah pergi
Tanpa ragu ku menyimpan rasa itu
Rasa yang bersemayam tanpa ku tanam
Rasa yang ada tanpa ku pernah meminta
Rasa yang datang tanpa ku ingin mengundang
Dan Rasa yang ada yang disebut cinta
Itulah cinta
Memandang wajahmu dikejauhan
Melihat senyummu di persembunyian
Dan mendengar suaramu di setiap hayalku
Membuat semuanya terasa indah, membuat segalanya begitu indah
Kau masuk dalam tubuhku
Kau masuk tanpa logikaku
Dan sekali lagi kau masuk menuju fatamorganaku
Namun kini kau pergi
Tanpa kata, tanpa cinta
Yang ada hanyalah seberkas luka
Tanpa pernah ada kesempatan
Dan tanpa pernah ku mengatakan
Aku punya cinta untukmu. . . .
Sajakku Bernama Aku
Sajakku bernama Aku
Sajakku seperti Aku
dan Sajakku tetaplah Aku
Siang telah berganti malam
Ramai telah berganti sepi
Namun Sajakku tetaplah Aku
Tak ada yang dapat menggantikan sajakku
Disini, disana, dan dimana saja Sajakku tetaplah Aku
Tertuan karena tuannya
Menyerah karena lelahnya
Namun Sajakku tetaplah Aku
Tanpa seorangpun dapat menggangu
Dan tanpa seorangpun dapat merayu
Karena Sajakku Bernama Aku
Sajakku seperti Aku
dan Sajakku tetaplah Aku
Siang telah berganti malam
Ramai telah berganti sepi
Namun Sajakku tetaplah Aku
Tak ada yang dapat menggantikan sajakku
Disini, disana, dan dimana saja Sajakku tetaplah Aku
Tertuan karena tuannya
Menyerah karena lelahnya
Namun Sajakku tetaplah Aku
Tanpa seorangpun dapat menggangu
Dan tanpa seorangpun dapat merayu
Karena Sajakku Bernama Aku
Tentang Dunia Yang Begitu Fana
Berdiri tetap berdiri, berlari menggapai mimpi
Dalam keriuhan aku sepi, dalam kegaduhan ku tetap sendiri
Tanpa Kusadari, smua telah pergi dan kini hanya aku disini
Tanpa kata ku terdiam, menerawang panjang menuju lorong waktu
Kukayuh semua tenagaku, mengingat masa itu
Masa dimana aku berada, masa dimana aku berkelana
perlahan namun pasti, kuhempaskan seluruh tubuhku dan kucoba terus menghayal tentang masa lalu
Mengingatnya membuatku merasa sakit, mengingatnya membuatku merasa geram
Yah, aku terluka...Sungguh aku terluka
Tentang dunia yang begitu fana, tentang dunia yang hanya menjanjikan surga
Namun surga tak pernah ada, surga berganti neraka
Yah Terluka, Fana dan Neraka
Hingga kucoba terus berlari, tanpa kudapati seorangpun disini
Aku lelah, aku menyerah yah aku sudah pasrah
Namun aku yakin, gelap akan berganti terang
Neraka akan berganti surga
Namun dunia, akan tetap menjadi fana
Yah inilah dunia, yang begitu fana
Dalam keriuhan aku sepi, dalam kegaduhan ku tetap sendiri
Tanpa Kusadari, smua telah pergi dan kini hanya aku disini
Tanpa kata ku terdiam, menerawang panjang menuju lorong waktu
Kukayuh semua tenagaku, mengingat masa itu
Masa dimana aku berada, masa dimana aku berkelana
perlahan namun pasti, kuhempaskan seluruh tubuhku dan kucoba terus menghayal tentang masa lalu
Mengingatnya membuatku merasa sakit, mengingatnya membuatku merasa geram
Yah, aku terluka...Sungguh aku terluka
Tentang dunia yang begitu fana, tentang dunia yang hanya menjanjikan surga
Namun surga tak pernah ada, surga berganti neraka
Yah Terluka, Fana dan Neraka
Hingga kucoba terus berlari, tanpa kudapati seorangpun disini
Aku lelah, aku menyerah yah aku sudah pasrah
Namun aku yakin, gelap akan berganti terang
Neraka akan berganti surga
Namun dunia, akan tetap menjadi fana
Yah inilah dunia, yang begitu fana
SISTEM KEBUDAYAAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Masyarakat, Komunikasi dan Kebudayaan
Kita telah membahasa arti sebuah
kebudayaan dan unsur kebudayaan pada bagian sebelumnya. Menurut Dewey
masyarakat tidak hanya berada (eksis) dan berkelanjutan oleh karena transmisis
dan komunikasi diantara anggotanya tetapi lebih dari itu masyarakat menjadi ada
karena masyarakat ada di dalam transmisis dan komunikasi itu. Dan itu terjadi
lebih karena ada pertukaran tanda-tanda verbal dalam kata yang diberi makna
oleh komuniatas komunikasi.
Robert E Park, 1938) komunikasi
menciptakan atau membuat segala kebimbangan menjadi lebih pasti bahwa sebuah
konsensus dan pengertian bersama di antara individu sebagai anggota keolompok
sosaial akan mudah menghasilkan tidak saja unit sosial tetapi kultural dalam
masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak hanya eksis karena
anggotanya telah belajar berkomunikasi dengan orang lain. Jelas bagi kita bahwa
setiap individu ada di dalam masyarakat dan setiap masyarakat memiliki
kebudayaan.
Hubungn
antara sistem kebudayaan dengan situasi komunikasi antarbudaya meliputi:
a.
Sistem
ekonomi
b.
Sistem
keluarga
c.
Sistem
politik
d.
Sistem
kontrol sosial
e.
Sistem
manajemen kesehatan
f.
Sistem
pendidikan
g.
Sistem
religi
IDENTITAS
KEBUDAYAAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Sistem
mako budaya
Kebudayaan kadang melingkupi sebuah
area geografis maupun demografis tertentu tanpa memperhatikan batas-batas
administrasi negara maupun pemerintahan. Dalam beberapa kasus kita mungkin akan
mengatakan bahwa kebiasaana menyanyi dengan perasana gembira merupakan
totalistas tampilan orang papua, Ambon, dan Batak yang secara geografis ada di
pulau Papua, Maluku dan Sumatera Utara.
Bahkan lebih luas dari itu, para
pejabat sering mengungkapkan tanpa dukungan riset ilmiah bahwa kebudayaan orang
Indonesia antara lain ramah tamah dan murah senyum. Perbedaan global yang
diamati secara geografis ditandai oleh faktor geopolitik sehingga memperkuat
komunikasi antaregional bahkan internasional. Oleh karena itu dalam tradisi
pembahasan komunikasi antara budaya kita selalu membicarakan kebudayaan yang
ditampilkan rata-rata melalui perilaku yang dipraktekkan oleh kebanyakan
penduduk dari suatu area geografis, benua maupun negara itu.
Sub
kultur dan komunikasi antar budaya
Hampir semua orang digolongkan atau
menjadi anggota dari sebuah kelompok dan sebagian orang lain mungkin tidak
tergolong dalam kelompok tertentu. Kelompok itu kadang terstruktur dan sering
dikenal sebagai sub kultur, mikro kultur, atau sebuah kelompok referense yang
bermuara pada kelompok mikro budaya.
Komunikasi sebagai identitas sosial
Bentuk komunikasi antara lain :
a.
Komunikasi
antarbudaya
b.
Komunikasi
Antarras
c.
Komunikasi Intrakeluarga
d.
Komunikasi
Kelas sosial
e.
Komunikasi
Antaranggota geografis
f.
Komunikasi
Antar desa dengan kota
g.
Komunikasi
Regional
h.
Komunikasi
Gender
i.
Komunikasi
Budaya organisasi
j.
Komunikasi keluarga
KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA dan PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Hakikat perubahan dalam masyarakat
Kemajuan dunia bagaikan kuda balap yang
berderap kencang. Apa saja yang tidak dapat mengubah dirinya dengan cekatan dan
apa saja yang tidak bisa maju bersama dunia akan disisihkan oleh seleksi alam.
Ini adalah bagiaan kata-kata dari Chen Tsu Hsiu kepada para pemuda Cina tahun
1915.
Studi tentang perubahan sosial buaya
umumnya merupakan salah satu dari bermacam-macam studi tentang masyarakat.
Karena setiap pola kehidupan dapat didentifikasi dan diuji sepanjang waktu.
Sementara itu cara individu berinteraksi dengan seseorang dalam kelompok kecil
merupakan subjek teori atau studi pada aras mikro. Ada banyak sekali paradigma
tentang masyarakat, yaitu : fungsional, konflik dan interaksionisme.
Beberapa
sifat perubahan
Dengan memperhatikan model-model
perspektif masyarakat yang menjelaskan sistem sosial dan ruang lingkup studi
masyarakat tersebut diatas maka para sosiolog maupun antrpolog mulai
memfokuskan analisisi studi mereka terhadap komunitas. Sementara itu para sosiolog
environmental acap kali mulai memperhatikan
kehidupan spesies lain dan sumber daya mineral dalam model mereka yang
dikaitkan dengan sistem sosial. Proses internal dari pertumbuhan, evolusi, dan perubahan
siklus merupakan sumber perubahan dari pandangan fungsional. Beberapa
karakteristik perubahan itu antara lain :
a.
Perubahan
struktural
b.
Perubahan
dinamika
c.
Progress
d.
Perubahan
Revolusioner
Teori
–teori perubahan sosial
Kita harus banyak beranjak dari model
berpikir bahwa hanya perubahan cara berpikir yang dapat mengubah dan
mempengaruhi masyarakat. Oleh karena itu kita membutuhkan seperangkat teori
yang lebih fokus dan khusus untuk menggambarkan, meramalkan dan menjelaskan
perubahan sosial. Dalam beberapa teori,
individu memainkan peranan penting sebagai sebab dari sebuah perubahan sosial.
Di lain pihak, sumber alam atau lingkungan historis dipandang sebagai gagasan
penting atau tindakan yang dimainkan oleh seorang individu. Beberapa pandangan
klasik tentang perubahan sosial, yaitu :
a.
Pandangan
klasik Smith, Mathius dan Darwin
b. Dinamika
internal dari kapitalisme dari Marx, Durkheim dan Webber
c. Prespektif
kontemporer : tradisi fungsionalist dan pendekatan konflik
Pembentukan
Budaya dan cara berkomunikasi
Yang dimaksud dengan struktur budaya
adalah pola-pola persepsi, berpikir dan perasaan, sedangkan struktur sosial
adalah pola perilaku sosial. Yang terpenting bahwa identitas budaya ditentukan oleh
struktur budaya sedangkan identitas siosial ditentukan oleh struktur sosial. Oleh
karena itu, sangat beralasan bila perubahan struktur budaya dan sosial pada
gilirannya akan mengubah identitas individu dan perubahan identitas budaya itu
lebih dimaksudkan sebagai perubahan pola persepsi, berpikir, dan perasaan,
bukan sekedar perubahan perilaku.
Jika terjadi perubahan cara berpikir,
maka disana ada perubahan kebudayaan. Kita akan mempelajarinya dan memahami
pelbagai faktor yang membentuk kebudayaan diantaranya :
a.
Faktor
internal
b.
Faktor
eksternal
c.
Faktor
ekosistem
d.
Faktor
biologis
e.
Faktor
habitat alam
f.
Faktor
demografis
g.
Faktor
isolasi dan kontak antarbudaya
h.
Faktor
historis
Teori perubahan kebudayaan
Taylor seperti dikutip (Kottak, 1991)
mengemukakan bahwa kebudayaan adalah seluruh komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan semua daya dukung lain
dan kebiasaan yang dilakukan oleh setiap manusia sebagai anggota masyarakat.
Proses pergantian kebudayaan itu sendiri dimungkinkan oleh kebudayaan manusia
itu meskipun telah memiliki pola tertentu namun akibat hubungan dan komunikasi
antar manusia maka seluruh atau sebagian isi daru unsur kebudayaan itu dibagi
atau dipertukarkan. Ada beberapa teori yang menggambarkan perubahan kebudayaan
yaitu :
a.
Teori
kebudayaan pinjaman
b.
Teori
krisis kebudayaan
c.
Teori
ekologi kebudayaan
d.
Pendekatan
tema-tema dominan
e.
Teori
fungsional
EFEK
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Efektifotas
komunikasi antar budaya
Komunikasi antarmanusia, termasuk
komunikasi antarbudaya, selau mempunyai tujuan tertentu yakni menciptakan
komunikasi yang efektif melalui pemaknaan yang sama atas pesan yang dipertukarkan.
Tujuan dari komunikasi antar pribadi telihat dari fungsi antar pribadi dan
sosial dari komunikasi. Fungsi tersebut meliputi komunikasi untuk menyatakan
identitas sosial, intergrasi sosial, mengubah kognitif, dan melepaskan diri
dari jalan keluar, sedangkan fungsi sosial dari komunikasi antarpribadi yaitu
untuk pengawasan, menjembatani, sosialisasi dan menghibur.
Menurut (William Howel, 1982) setiap
individu mempunyai tingkat kesadaran dan kemampuan yang berbeda-beda dalam berkomunikasi
antarbudaya.
Aksioma
efektifitas komunikasi antarbudaya
Setiap orang yang berkomunikasi
antarbudaya menginginkan hasil yang efektif. Harapan dan efektifitas itu
tergantung atas sejauh mana orang yang nmemahami aksioma efektifitas komunikasi
antarbudaya. Apabila konsep komunikasi antarbudaya digali lebih dalam maka akan
menemukan beberapa bentuk atau modus perilaku komunikasi efektif yang relatif
konstan, dimana:
a. Efektifitas
komunikasi antarbudaya sangat dibutuhkan dalam hubungan antarbudaya
b. Efektifitas
komunikasi antarbudaya sangat ditentukan oleh dukungan iklim komunikasi yang
positif terkandung didalamnya faktor derajat kognitif, peranan positif serta
tindakan yang menunjukkan kemampuan
c. Semua
variabel penentu komunikasi antarbadaya harus dapat diidentifikasi
d.
Ketrampilan
berkomunikasi dan manusia terisolasi
Bagaimana
budaya menerangkan efektifitas antarbudaya?
Hammer, 1989), (Ruben, 1977), (Olebe
dan Koester, 1989), (Wiseman Hammer dan Nishida, 1989), (Dinges dan Lieberman,
1989), (Kealey, 1989) mengemukakan bahwa paling tidak ada dua faktor yang
berpengaruh terhadap komuniaksi antar budaya, yakni:
a.
Variabel
kognitif
b. Variabel
gaya pribadi meliputi Etnosentrisme, Toleransi sikap mendua dan keluesan,
Empati, keterbukaan, Kompleksitas kognitif, Kenyamanan antar pribadi, Kontrol
pribadi, Kemmapuan innovasi, Harga diri, Keprihatinan dan kecemasan komunikasi
c. Variabel
lain yang meliputi faktor keramah tamahan, faktor motivasi, faktor akulturasi, faktor
umur, serta faktor pekerjaan
Adaptasi perilaku komunikasi kedalam
afektifitas antar budaya
Paling tidak ada tiga sasaran
komunikasi antarbudaya yang selalu dikehendaki dalam proses komunikasi
antarbudaya, yakni agar kita berhasil melaksanakan tugas yang berhubungan
dengan orang-orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, agar kita dapat
meningkatkan hubungan antarpribadi dalam suasana antarbudaya, dan terakhir agar
tercapai penyesuaian antarpribadi.
Salah satu tujuan dalam hidup bersama
adalah berkomunikasi sehingga diantara
kita saling mendukung demi pencapaian tugas yang dikehendaki bersama.
Keberhasilan dalam tugas dapat didukung oleh komunikasi anatarbudaya yang
dilakukan secara terbuka, berpikir positif, saling mendukung, bersikap empati.
Manfaat pada aspek relasi adalah
bagaimana orang berkomunikasi dengan anda, dapat mengatakan tentang apa yang
anda pikirkan, apa yang anda rasakan dan apa yang anda lakukan. Dampaknya adalah,
kita mencapai salah satu tujuan dari studi komunikasi antarbudaya yakni
meningkatkan pengertian dan mengurangi ketegangan antra pribadi atau
antarbudaya.
Sasaran ketiga yanag perlu dipahami dalam
komunikasi antarbudaya adalah terciptanya penyesuaian antarpribadi. Perlu
diketahui bahwa karena mereka yang terlibat dalam komunikasi antarbudaya sering
bergaul dengan frekuensi yang tinggi maka prasangka budaya yang sebelumnya
telah terbentuk perlahan-lahan berkurang. Jadi anda dengan komunikan memulai
suatu proses hidup bersama misalnya menyesuaiakan diri antarbudaya, makin
terbuka dengan sesama dan masih banyak lagi.
ORIENTASI DAN DIMENSI KEBUDAYAAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Pengertian Orientasi dan Dimensi
Sebelum kita membahas orinetasi dan
dimensi, ada baiknya kita menyatukan pemahaman mengenai apa yang dimaksud
dengan orientasi dan dimensi. Orinetasi
adalah posisi seseorang dengan atau terhadap suatu relasi yang menjadi sasaran
atau arah, kedekatan dan adaptasi terhadap suatu situasi, lingkungan, obyek
atau orang, dalam suatu psikologi, orientasi merupakan kesadaran tentang
atau terhadap waktu, ruang, obyek,
orang-orang, atau sebuah periode, proses yang mengantar seseorang untuk
melakukan penyesuaian. Dimensi
adalah setiap besaran atau derajat yang menunjukkan ukuran jarak, kedalaman,
keluasaan, atau cakupan tentang atau terhadap sesuatu yang penting. (Webster’S
New World Dictionary).
Sehingga yang dimaksud dengan orientasi
dan dimensi komunikasi antar budaya adalah posisi yang diambil oleh setiap
individu sebagai anggota budaya ketika dia berhadapan dengan suatu sasaran
apakah itu situasi, lingkungan, objek, atau orang.
Dalam proses komuniaksi antar budaya,
kebudayaan tidak boleh dilihat hanya sekedar adat istiadat. Kebudayaan patut
dipandang meliputi pertukaran persepsi tentang diri sendiri dan orang lain yang
menjadi sasaran komunikasi, dan bahkan persepsi sikap terhadap suatu objek
apakah itu ruang, waktu, lingkungan, orang, atau relasi dengan orang lain.
(Edward T. Hall, 1977) dalam Beyond
Culture menyatakan sangat penting
mempelajari teori kognitif dan implikasinya pada iklim komunikasi karena dari
sana dapat diketahui pikiran, perkataan dan perbuatan terhadap suatu objek.
Mengacu pada pendapat tersebut, unsur kognitif dari persepsi tentang sesuatu
dalam berinteraksi menjadi lebih penting.
Kebudayaan dan World View
Cara pandang setiap orang atau yang
sering disebut World View diartikan
sebagai sistem kepercayaan yang membentuk keseluruhan sistem berpikir tentang
sifat sesuatu secara keseluruhan dan dampaknya terhadap lingkungan. World
View merupakan srtuktur cara pandang yang dipengaruhi leh kebudayan.
Kemudian menggerakkan atau semacam spirit bagi individu untuk menjelaskan
sebuah peristiwa.
Dalam uraian ini kita kana mengenal
beberapa variasi konsep orientasi dan dimensi kebudayaan, misalnya menurut
Kluckhokn (Stephen Dhal, 1998) yang menyebutkan lima jenis orientasi manusia,
yaitu :
a) Orientasi terhadap manusia
b) Orientasi terhadap sifat manusia
c)
Orientasi
terhadap waktu
d) Orientasi terhadap aktivitas
e) Orientasi terhadap relasi.
Atau menurut (Garmon, 1984) ada dua
aspek penting yang berkaitan dengan cara pandang atau World View, yakni:
a.
Cara
pandang terhadap dunia
b.
Sistem
world view
Juga menurut pendapat (Arensberg dan
Niehoff, 1964), (Kluchohn dan Strodbeck, 1961), (Rokeach, 1968) dan (Condon
Yousef, 1975) yakni World View tentang relasi dengan sesama, yaitu:
a. Relasi dengan keluarga
b. Relasi dengan sesama
c. Relasi dengan masyarakat
d. Relasi dengan diri sendiri
e. Relasi dengan binatang
High ang Low Context Culture
Setiap kebudayaan mengajarkan cara-cara
tertentu untuk memproses informasi yang masuk dan keluar dari atau ke
lingkungan sekeliling mereka, misalnya mengatur bagaimana setiap anggota budaya
memahami cara mengemas informasi kemudian melakukan pertukaran informasi.
Sebuah kebudayaan yang mana suatu prosedur pengalihan informasi menjadi lebih
sukar dikomunikasikan, kita sebut High Context
Culture (HCC). Sebaliknya kebudayan
yang mana suatu prosedur pengalihan informasi menjadi lebih gampang
dikomunikasikan, kita sebut Low Context
Culture (LCC). Para anggota kebudayaan HCC sangat mengharapkan agar anda
menggunakan cara-cara yang lebih praktis yang dapat menolong merek untuk
mengakses informasi dalam variasi situasi apapun. Hal ini karena kebudayaanan
masyarakat HCC umumnya bersifat implisit, mungkin sekali apa yang hendak anda
sampaikan itu sudah ada didalam nilai-nilai, norma-norma, dan sistem
kepercayaan mereka.
Kontras dengan kebudayaan HCC maka
anggota kebudayaan LCC sangat mengharapkan agar anda tidak perlu menggunakan
cara-cara praktis hanya untuk menolong mereka mengakses informasi dalam variasi
situasi apapun. Hal ini karena kebudayaan masyarakat LCC umumnya bersifat
eksplisit dan banyak informasi yang anda sampaikan mungkin sekali belum atau
kurang diperhatikan dalam sistem nilai, norma dan sistem kepercayaan mereka.
Stella Ting Toomey, 1988) telah
menampilkan beberapa aplikasi yang berkaitan dengan LCC dan HCC. Pada
pengertian High and Low Context Cultures
memiliki beberapa persepsi, diantaranya :
a.
Persepsi
terhadap isu dan orang yang menyebarkan isu
b.
Persepsi
terhadap relasi antarpribadi dalam tugas
c.
Persepsi
terhadap kelogisan informasi
d.
Persepsi
terhadap gaya komunikasi
e.
Persepsi
terhadap pola negosiasi
f.
Persepsi
terhadap informasi tentang individu
Dimensi Budaya Menutu Hofstede
Pola –pola budaya yang diajukan oleh
Hofstede merupakan sebuah prespektif teoritis berdasarkan studinya tentang
perbedaan orientasi nilai yang berkaitan dengan pekerjaan. Untuk mengejukan itu
Hofstede telah melakukan penelitian lebih dari 88 ribu pekerja di perusahaan
multinasional yang cabangnya ada di 66 negara.
Berdasarkan informasi (Hofstede, 1980) berhasil
mengidentifikasi empat dimensi komunikasi antarbudaya yang disebut Powerer Distance. Empat dimensi itu merupakan
pola-pola budaya yang dominan, yaitu:
a.
Power
distance
b.
Uncertainty
avoidance
c.
Individualism-sollectivism
d.
Masculinty-femininity
Orientasi terhadap waktu
Ada dua penjelasan mengenai perbedaan
orientasi dan dimensi budaya atas waktu dan kerja, yaitu monokronik dan
polikronik. Waktu monokronik adalah individu,
kelompok atau masyarakat yang berorientasi. Waktu monokronik berargumentasi
bahwa waktu seperti sebuah jalan atau anak tangga sehingga kita tidak boleh
melakukan suatu aktivitas secara serampangan. Biasanya untuk melakukan suatu pekerjaan
harus mengikuti alur oleh karena itu terikat pada jadwal persetujuan, adanya persetujuan
untuk datang, bertemu, berbicara, menarik kesimpilan, dan bertindak.
Sedangkan waktu polikronik adalah penganut waktu yang selalu menekankan
bahwa cara berpikir individu tidak lagi
linear tetap simultan.
Peta orientasi budaya menurut Marvin
Mayer
Beberapa penulis mengeluarkan
pernyataan-pernyataan universal yang tidak menjamin kebenarannya bagi sistem
mereka yang lainnya lebih berhati-hati. Suatu pendekatan orientasi nilai dari
sudut pandang Kristian adalah model-model nilai dasar Marvin Mayer atas
pola-pola perilaku. Model ini diperhalus dan diterapkan dengan berhasil dalam
suatu buku karangan Sherwood G Lingenfelter dan Marvin K Mayer yang
mendaftarkan dua belas pola perilaku dalam enam pasang kutub, yaitu:
a.
Orientasi
waktu dan peristiwa
b.
Pemikiran
dikotomis dan holistik
c.
Orientasi
kritis dan non kritis
d.
Orientasi
tugas dan hubungan manusia
e.
Fokus
pada prestasi dan status
f.
Kerentanan
diperlihatkan dan disembunyikan
Peta orienstasi menurut Edward Stewart
Edward Stewart telah mengajukan taksonomi
pola-pola kebudayaan berdasarkan tata cara budaya. Melalui tata cara
itulah kebudayaan mengajarkan kepada
anggotanya orientasi budaya- mengorientasikan diri.
a.
Self
orientation
b.
Activity
orientation
c.
In
doing culture
d.
Being
orientation
e.
Social
relation oriented
f.
Orientasi
tentang dunia
Langganan:
Postingan (Atom)